Saturday, September 12, 2015

Banyak Selipan Cerita di Perpanjangan Visa Pertama - Part 1

“It’s more fun in the Philippines.”

Begitulah jargon yang digunakan oleh pemerintah Filipina untuk mempromosikan negara yang berpenduduk kurang lebih sebanyak 103 juta jiwa ini. Slogan yang sepertinya kurang cocok buat saya saat awal – awal tiba dan tinggal di kota Manila, yang merupakan ibu kota negara ini.

Setelah hampir sebulan tinggal di sini, tentunya sebagai warga negara asing saya harus melakukan prosedur rutin  tertentu yang menandakan bahwa saya tinggal di negara ini secara legal, yaitu memperbaharui visa saya sebagai turis di Filipina.

Awal saya datang ke sini saya mendapat izin tinggal selama 30 hari dari pihak imigrasi setempat. Berikutnya, perlu saya perpanjang secara berkala hingga urusan saya disini telah selesai. Karena kebetulan tanggal 12 September 2015 jatah Visa on Arrival saya akan habis, jadi saya harus pergi ke kantor imigrasi sebelum tiba tenggat waktu tersebut untuk memperbaharuinya lagi.

Akhirnya, hari kamis tanggal 10 September 2015, saya dan teman – teman Indonesia lainnya pergi ke kantor imigrasi yang bertempat di Intramuros, sebuah kota tua di Manila yang dijadikan pusat kantor pemerintahan dan juga wisata budaya peninggalan jajahan Spanyol saat menduduki Filipina. Kami memutuskan untuk berangkat sejak pagi hari sekitar jam setengah 9 pagi, mengantisipasi adanya antrian dan prosedur yang belum pernah kita alami sebelumnya.

Bagi teman – teman yang berencana memperpanjang visa turis di Filipina, sebelum memutuskan berangkat ke kantor imigrasi, sebaiknya persiapkan dulu beberapa dokumen yang akan diperlukan seperti berikut ;
    •     Passport
    •      Foto berwarna 2x2
    •       Foto copy passport (Bagian ID, dan Arrival Stamp)
    •       Clearance dari Biro Karantina setempat (untuk jaga – jaga)   

Perlu teman – teman ketahui juga bahwa pemerintah Filipina menetapkan kebijakan untuk turis/pendatang dari negara – negara tertentu (termasuk Indonesia) untuk melakukan proses karantina di Bureau of Quarantine yang terletak di daerah pelabuhan tidak terlalu jauh dari Intramuros. Proses tersebut akan meminta teman – teman sekalian untuk melakukan tes kesehatan yang diantaranya meliputi laporan medis umum, cek darah, urin, feses, malaria, dan x-ray paru – paru. Saya menyarankan supaya sebelum berangkat kesini, teman –teman sudah melakukan test tersebut saat masih di Indonesia (setidaknya) supaya nanti hasilnya hanya tinggal dilaporkan, dan jika harus ada yang ditambah, tentunya biayanya tidak akan semahal test secara keseluruhan. Jika semua hasil kesehatan sudah lengkap, passport teman – teman nantinya akan mendapat cap khusus dari biro tersebut yang menandakan bahwa anda sudah lolos dari prosedur tersebut.

Kembali ke cerita perpanjangan visa saya, saya dan teman – teman memutuskan untuk berangkat kesana menggunakan taksi dari arah kampus. Kami mencoba memanfaatkan aplikasi “Grab Taxi” untuk mendapatkan taksi, karena kata orang, harganya sudah bisa ditentukan bahkan sebelum kita naik ke taksi tersebut.

Tidak lama setelah memesan, akhirnya taksi itu pun datang. Tidak lama setelah saya masuk ke dalam taksi tersebut, saya melihat sesuatu yang sangat familiar bagi saya terletak tepat di dashboard taksi tersebut, pemandangannya sebagai berikut :

Al-Qur'an, bisa kebetulan sekali bertemu dengan sesama muslim.
(Pict by IDH)

Ternyata supir taksi yang saya tumpangi adalah seorang muslim yang sudah lama tinggal di kota Manila, yang aslinya beliau dari Mindanau, sebuah daerah di Filipina yang banyak ditinggali oleh masyarakat muslim Filipina. Akhirnya saya mencoba ngobrol bersama beliau, hingga beliau memberi beberapa informasi tentang letak masjid di Manila, dan sebagai tambahan, beliau juga bercerita tentang sejarah Islam di Filipiina sepanjang jalan kami menuju ke kantor Imigrasi





Bersambung ke part 2……

No comments:

Post a Comment