“Terkadang apa yang kita maksud baik,
bisa terlihat amat buruk di mata orang. Bukan karena mata orang yang tidak bisa
melihat kebaikan yang kita maksud, tapi kebaikan itu sendiri terlalu sulit
untuk dilihat dalam cara penyampaiannya.”
Menyampaikan sebuah
perubahan yang berarti memang bukanlah pekerjaan yang mudah. Apapun yang kita
maksud, terkadang selalu saja salah di mata orang lain. Terlebih, ketika
perubahan yang kita inginkan perlu memakan usaha yang cukup besar untuk
mencapainya, meredam ego diri dan ambisi yang sudah terencana dalam benak bisa
menjadi sebuah tugas yang perlu dilakukan secara teramat hati – hati.
Apakah bersikap keras demi mencapai maksud yang kita tuju
merupakan ide yang baik? Menjadikan setiap individu untuk mengerti jalan
pikiran kita tentulah bukan hal yang mudah. Namun, hal tersebut bukanlah juga
hal yang tidak mungkin bisa kita lakukan. Berbaurlah dengan lingkungan yang
ingin kita ubah, temukan celah dimana kita bisa memasukkan nilai perubahan
tersebut, sehingga pesan yang ingin kita sampaikan bisa diterima dan
diinterpretasikan dengan positif oleh lingkungan tersebut.
Perubahan besar tidak akan datang dalam waktu yang
singkat, bersabar dan tetap konsisten adalah kuncinya. Perasaan kesal karena
melihat perubahan yang kita inginkan tak kunjung datang, terkadang membuat kita
lupa diri dan melakukan hal – hal yang justru kontra produktif dengan maksud
yang sebenarnya kita ingin capai. Tidak menutup kemungkinan, semua hal yang
sudah kita rencanakan dengan baik bisa hancur seketika jika kita kurang hati –
hati dalam mengatur ego dalam proses tersebut.
Apresiasi setiap jengkal pencapaian yang sudah kita buat.
Mulai untuk mencoba lebih dekat terhadap lingkungan tersebut dan pahami lebih
dalam lagi apa yang sebenarnya lingkungan tersebut butuhkan untuk mencapai maksud
baik yang kita inginkan. Mulai sampaikan pula mimpi – mimpi idealis anda
terhadap lingkungan tersebut. Biarkan mereka mendengar, memberi masukan, dan
mengevaluasi rencana kita. Berinteraksi dengan baik sekaligus memahami keinginan
satu sama lain akan membuat idealisme yang ada di pikiran kita memiliki relevansi
yang lebih tinggi dengan target yang kita maksudkan.
Terakhir, hal yang selalu perlu kita ingat, kita tidak
selalu bisa memaksakan kehendak ataupun keinginan yang sudah kita rancang
terhadap lingkungan tertentu. Bukan karena lingkungan tersebut tidak ingin
menjadi lebih baik, namun jadikanlah konsep ‘kebaikan’ tersebut sebuah refleksi
bagi diri kita sendiri. Sudahkah kita lebih baik dari lingkungan tersebut
dengan cara kita memandangnya? Atau justru kita lah yang sebenarnya perlu lebih
kritis terhadap keadaan diri sendiri?
Ada saatnya kita
berbicara dengan tenang, ada saatnya sedikit agak menekan, bahkan ada saatnya
kita perlu menjadi keras. Kalkulasikan semua sebelum bertindak. Jangan jadikan
niat baik kita menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Saya pun terus berlatih.
Mana part 3nya ttg visa?
ReplyDeleteDear my loyal reader (HA HA HA),
DeleteThank you for such of nice attention on my writing.
I manage to continue on writing part 3 by this weekend. My apologize to you for making you waiting. But I promise to finish the story as today I also have extended my visa for another 2 months which process, of course, comes with different story :)